Ini suatu kisah yang saya alami selama di SMPN 1 Wonosobo. Nama saya
Fahmi Bagaskara Perdana, saya lahir di Surabaya tanggal 20 Juli 1996.
Selama di SMPN 1 Wonosobo, saya masuk di kelas 7F (?), 8D (D’ Glow Of
Alexandria), 9E (?). Semua cerita ini berawal saat MOS.
Saat MOS dilaksanakan, saya disuruh membuat denah ruang SMPN 1
Wonosobo, membuat cara membikin mie ongklok, pakai topi pot beserta
balon, dan hal-hal lain yang tidak berguna. Waktu itu ada berbagai macam
games, diantaranya ; disuruh bikin lingkaran terus cinta-cintaan gitu
apalah itu, mungkin nama gamenya cenat-cenut, dan waktu itu gue
korbannya, serta berbagai macam permainan yang lain. Akan tetapi salah
satu game yang paling berkesan yaitu di saat bermain kucing-kucingan apa
apalah itu. Ada seorang anak laki-laki yang berbulu datang menumui
saya. Dia ikut bergabung bermain dengan saya, dia mengangkat teman saya
sambil senyum-senyum gitu, dan saya tidak tahu apa maksud senyumannya
itu. Pikir saya “Siapa dia gerangan?”, saya berfikir dan berfikir,
akhirnya saya bosan memikirkan apa yang saya pikir, saya terus
berkenalan dengan dia, dan nama dia adalah A’alim Syafik. Dia seseorang
yang bermimpi menjadi raja di Mesir, seperti Leonidas. Setelah MOS
berakhir, saat itu saya mendengar suara yang tidak asing lagi, yaitu Pak
Tekno. Beliau mengumumkan bahwa kami disuruh berkumpul di halaman SMPN 1
Wonosobo saat itu juga. Saya sangat lelah. Ternyata beliau
mengumumpakan bahwa ada seseorang yang mendapat juara saat MOS, dan saya
hanya bisa berkata "WAW!". Pak Tekno berkata sekali lagi, bahwa ada
yang mendapat gelar putri terjudes di SMPN 1 Wonosobo dan dia disuruh
maju ke depan. Saat itu juga saya berkata "Siapa dia?", tidak lama
kemudian majulah sosok perempuan, saya melihat dengan cermat sekali, dan
ternyata dia mantan pacar saya. Astaga.
Setelah
pembagian kelas, saya dan Alim masuk kelas 7F, dari situlah saya
bersahabat dengan dia. Saat kelas 7, anak-anaknya itu semuanya
menerapkan politik memusuhi, kalo bahasa jawanya sih nyengeli. Suasana
pun sangat tidak nyaman, banyak sekali tingkah-tingkah yang tidak
membangun karakter siswa saat itu. Banyak kasus di mana-mana, dan banyak
juga guru di mana-mana. Di kelas 7F, saya bertemu banyak teman, dan
mereka itu spesis yang aneh. Opek Nor Adha itulah namanya, dia hobinya
bercerita dan sangat menjiwai sekali. Hingga suatu hari, dia lagi
bercerita ke saya, dia lagi sangat berekspresi waktu itu, dan saat
mengungkapkan ekspresinya, dia menendang pot di samping saya. Pot itu
melayang hingga ke kelas 7E, dan saat itu Bu Puji melihatnya. Tatapanya
sinis sekali, dan sangat tajam menatap ke saya dan Opek, akhirnya saya
dan Opek terkena hukuman disuruh membuat pernyataan disertai
tandatangannya Pak Tekno.
Semester satu pun berlalu.
Di semester dua, suasananya sudah sedikit terkendali, politik-politik
yang tidak bermutu itu telah tidak diterapkan lagi. Guru-guru yang
pernah masuk di kelas 7F pernah bercerita, bahwa di kelas 7F itu angker,
pernah terjadi penampakan, dan rata-rata anak-anak yang ada di kelas 7F
itu anak yang nakal semua. Pikir saya “Yaiyalah angker, kan ada
kuntilanak (itu teman saya)”. Saya punya teman ya satu kelas sama saya,
dia cewek, ciri-cirinya terletak pada rambutnya yang panjang banget, dan
tertawanya yang seperti setan kesurupan itu. Saya juga punya teman yang
bernama Haris, sering dipanggil si boy, dia juga makhluk aneh. Tapi
mereka semua teman saya.
Saat persami di sekolah,
saya menjadi ketua regu banteng dan Alim menjadi wakilnya. Saat games
berlangsung, itu sangat mengasyikan, dan melelahkan. Permainannya itu
aneh-aneh, ada yang disuruh nyusun tali, menggambar, gotong royong,
berkubang, dan lail-lain. Semua permainan itu hanya untuk mempertahankan
1 telur dengan harga 10 ribu. Telur tersebut tidak boleh pecah, dan
harus dapat tanda tangan DP. Saat itu saya berjuang agar regu saya bisa
menang. Tibalah penentuan hasilnya, regu saya berhasil mendapatkan
peringkat 6 dari 100 regu. Yang 92 regu ada di imajinasi saya.
Kelas 7 pun berlalu, dan saat itu pembagian kelas dimulai lagi. Saya
masuk kelas 8D, Alim juga ikut-ikutan masuk kelas 8D dan Amel pun juga
ikut-ikutan masuk kelas 8D. Suasana di kelas 8D saat itu sangat tidak
nyaman, ya biasalah baru pembagian kelas. Akan tetapi suasananya bisa
cepat kembali nyaman, tidak seperti kelas 7. Di kelas 8D, saya bertemu
berbagai macam teman, ada yang pintar nyanyi (Citra), pintar main alat
musik (Iko, Rino, dll), pintar tertawa seperti setan (Tidak perlu
disebutkan), pintar main macanan (manusia bulu), pintar teriak gara-gara
cicak (Avri), dan berbagai macam kepintaran lainnya.
Yorif, biasa dipanggil gitu. Saya mengajak dia bergabung dengan saya
dan Alim. Dan akhirnya kami menjadi sahabat hingga sekarang. Di kelas 8
itu sangat menyenangkan menurut saya, karena saya bisa menemukan
berbagai macam teman, dan sahabat.
Gara-gara gelang
PB, saya bisa lebih mengenal anak cewek yang bernama Farah Kurnia Azmi,
dia biasa dipanggil Farah. Dia baik hati, dia salah satu sahabat saya
hingga sekarang. Saya sering curhat ke dia, dan dia juga selalu memberi
solusi yang baik buat saya. Ada satu nasihat dari dia yang tidak akan
saya lupakan. Tapi kadang-kadang dia juga aneh sih. Ya tapi gitulah dia.
Sejak saya bersahabat dengan Alim dan Yorif, kami di kelas 8 selalu
bersama saat senang maupun duka. Ada makanan khas kami saat di kelas 8,
yaitu cireng. Ada juga permainan tradisi kami saat di kelas, yaitu
macanan. Saya sering kalah kalau main macanan dengan Alim, tapi saya
tidak kehabisan akal, saya membuat jalur rahasia yang dia tidak tahu,
akhirnya ketika saya sedang tanding main macanan dengan dia, saat saya
terdesak saya menggunakan jalur rahasia tersebut, dan akhirnya saya
tidak jadi kalah deh. Ada juga tradisi saya dan Yorif, yaitu merusak
korsi di brownies warnet dan itu sangat menyenangkan. Ada juga ciri-ciri
dari kelas 8D, yaitu tertawanya. Ada beberapa teman saya yang sering
adu tawa, yaitu Amel, Sovi, dan Avri. Bayangin coba, setiap hari, mereka
kalau di kelas adanya tuh kontes tertawa. Hingga saya bosan dengan
tertawaan mereka, saya akhirnya membuat cerita yang berjudul “Kuntilanak
Kesurupan”.
Adinda Dewi Arum Mukti, panggil saja
Dinda. Dia baik, saya kagum dengan dia, dia itu seperti paranormal. Dia
pernah nangis di kamar mandi. Dia mempunyai berbagai macam cerita yang
berkaitan dengan hantu, dan saya sangat suka cerita horor. Di malam hari
saya pernah diceritakan tentang hantu yang selalu menampakkan diri di
depan dia. Ada berbagai macam hantu yang dia ceritakan. Ini beberapa
ceritanya, saat itu dia sedang tidur, tiba-tiba ada tangan besar
merangkul pundaknya, saat itu juga saya melihat kanan kiri saya
barangkali ada setan yang ngerangkul saya dan saat itu saya tidak bisa
tidur karena terbayang-bayang oleh hantu. 5 menit berlalu, saya pun
tertidur juga karena saat itu saya ketiduran. Masih banyak lagi cerita
dari dia. Karena saya begitu kagum dengan cerita-ceritanya, akhirnya
saya membuat cerita horor tentang dia yang berjudul "Misteri Dibalik
Film Horor", “Dinda Yang Tertukar”.
Di kelas 8 itu
sangat menyenangkan, banyak kejadian yang mengasyikan dan ada yang
menyedihkan juga, yang menyedihkan saya tidak akan menyeritakannya.
Waktu
itu ulangan PKN, Alim tidak berangkat sekolah saat itu karena sesuatu
hal yang tidak masuk akal. Saya dan Yorif duduk di depan sendiri, di
depan guru. Saya dan Yorif saat itu sangat asyik sekali berimajinasi
tentang kelakuan Alim yang konyol, dan kami tertawa terbahak-bahak,
padahal teman-teman lagi berpikir keras mengerjakan ulangannya. Hingga
Bu Harti bilang “5 menit lagi”, saya bilang ke Yorif,
“Ha? Sekarang ulangan po?” tanya saya.
“Hooh mboan,” jawab Yorif. Terus saya dan Yorif langsung tertawa lagi.
“Sekarang ulangan, 5 menit lagi harus dikumpulin!” saut Bu Harti. Habis
itu saya dan Yorif gila-gilaan mengerjakannya, dan akhirnya nilainya
juga gila. Saat ulangan susulan, nilainya Alim juga ikut-ikutan gila.
Biasalah, kekompakan sejati.
Ada satu matapelajaran
yang mengadakan ulangan sangat konyol saat kelas 8, yaitu PKK. Saat
ulangan PKK, murid SMPN 1 Wonosobo jawabannya harus sama persis seperti
di LKS, jika tidak sama maka jawaban itu salah. Ini adalah kejadian saat
ulangan PKK yang tidak akan saya lupakan. Saat itu ulangan PKK diadakan
pagi hari jam 8, saat itu ada soal tetapi saya lupa soalnya, dan saat
itu saya tahu jawabannya, akhirnya saya tulis semua jawabannya. Saya
tulis panjang sekali dengan tulisan yang sangat-sangat bagus dan saya
yakin bahwa jawaban itu pasti benar, tapi fakta berkata lain ternyata
jawaban saya salah. Ada juga soal yang tidak saya mengerti maksudnya dan
jawabannya saat itu, akhirnya saya menjawab soal itu dengan tulisan
cakar ayam yang sangat keji sekali, yang lebih tepatnya saya hanya
menjawab dengan tulisan sandi rumput yang saya juga tidak tahu apa itu
artinya, dan saya yakin sekali bahwa jawaban itu salah, akan tetapi
fakta juga berkata lain, jawaban saya ternyata benar. Saya sungguh
sangat-sangat heran dengan hasil ulangan tersebut. Dan saya mengambil
kesimpulan, bahwa jika ulangan PKK, lebih baik menulis dengan kata sandi
rumput saja agar jawabannya benar. “Misteri dibalik PKK”
Saat persami yang terakhir di sekolah, saya tukaran pangkat dengan
Alim, saya menjadi wakil, Alim yang menjadi ketua regunya, dan waktu itu
kami menjadi regu singa. Permainannya juga tidak jauh gila dari persami
saat kelas 7. Akan tetapi ada satu permainan yang baru di saat itu,
yaitu regu kami disuruh menghitung ikan yang masih hidup dan ada
anak-anaknya pula di kolam. Waktu itu saya tidak kehabisan akal, saya
hitung itu ikan dari sisi kiri pojok yang atas ke arah kanan, terus saya
hitung lagi dari sisi kiri pojok atas ke arah bawah, lalu saya kali
deh. Dan ada satu permainan yang paling saya benci, yaitu berkubang.
Gila banget tuh permaian seperti yang bikin. Akhirnya waktu penilaian
tiba, regu kami mendapatkan tepuk tangan yang meriah, kami senang
sekali, pikir kami regu kami mendapat peringkat pertama, akan tetapi
kami tetap mendapat peringkat 6 lagi seperti kelas 7. Dan hasil itu
membawakan regu kami menjadi regu bertahan. Satu kejadian yang misterius
saat persami yaitu saat malam hari teman saya yang bernama Safero
(pacarnya Inka) mengatakan “Hatiku lemah! Jangan lakukan itu!” saat dia
disuruh pergi ke tempat yang gelap. Hina sekali.
Saat
piknik, kami ada disatu bus yang sama. Kami berangkat dari Wonosobo
sore hari, sampai Jakarta Pagi hari. Di Jakarta, kami bisa sangat
bersenang-senang dan itu ada buktinya. Waktu kami lelah habis bersuka
riya, teman saya yang bernama Arifianto Islami, biasa dipanggil Artul,
dia berkata “Mandi bersama!”, itu perkataan yang sangat banget. Setelah
selesai pikniknya, kami pulang ke Wonosobo. Hari itu pun tiba, yaitu
masuk sekolah. Bayangin, dari sekian ratus spesies yang aneh di kelas 8,
sepatu mereka hampir sama semua, item merah, item ijo, item putih, item
kuning. Saya jadi heran waktu itu, dan kejadian itu menjadi bahan
tertawaan buat saya, Alim, dan Yorif.
Oh iya, di
kelas 8, saya menemukan satu pasang guru teraneh yang belum pernah saya
jumpai selama ini. Pak Wahono, biasa dipanggil Vimbo, dan Bu Marwati,
biasa dipanggil Preketek. Vimbo itu sosok yang unik deh, sangat unik
malah. Ini kejadian rutin saat Vimbo masuk di kelas 8D,
“Ini pelajaran saya ya?” kata Vimbo.
“Bukan!” teriak anak-anak.
“Ah, mosok?” tanya Vimbo.
“Dibilangin gak percaya!” teriak anak-anak.
“Ah, gak bolo!” jawab Vimbo.
Aduh gila deh, kadang-kadang saya kasian sama itu guru, tapi apa boleh
buat, dia buat hiburan, hingga saya menulis cerita tentang dia yang
berjudul Yunani 2011, Tawuran Internasional, Survival, dan lain-lain.
Sebenarnya saya banyak dosa sih dengan dia, tapi bukan cuma saya,
teman-teman saya juga banyak dosa dengan dia.
Waktu
begitu cepat berlalu, saya naik kelas 9. Pembagian kelas pun diadakan
lagi, saat itu saya yakin bahwa saya, Alim, dan Yorif bakal sekelas
lagi, tapi fakta berkata lain, kami berada di kelas yang berbeda, saya
di kelas 9E, Alim di kelas 9D, dan Yorif di kelas 9G. Biasalah,
awal-awal di kelas 9 suasananya tidak menyenangkan, akan tetapi tidak
lama. Di kelas 9 saya juga banyak menemukan berbagai macam teman, ada
juga yang sering ketawa sendiri, sebut saja Alya, dia unik. Saya jadi
heran, banyak sekali tertawator di SMPN 1 Wonosobo, jika saya menjadi
ketua OSIS saat itu, saya akan mengadakan lomba duet tertawa termerdu.
Di kelas 9 saya menjadi juara lomba kali grafi, saya sangat senang
sekali. Saya menang saat itu karena pesertanya hanya 2 orang. Dan tim
saya menjadi juara basket di Wonosobo, dan tidak pernah kalah.
Alhamdulillah.
Saat di kelas 9, saya, Alim, dan Yorif
sempat mengadakan survival di berbagai tempat, akan tetapi terheboh
hanya di sungai serayu. Kami membawa bekal korek. Saat perjalanan menuju
sungai serayu, banyak sekali hamparan jagung, dan akhirnya saya ambil
saja. Saat itu cuacanya cerah, dan aliran airnya saling
berkejar-kejaran seperti dikejar pocong. Awal kaki menginjak air sungai
yang paling-paling sangat kecil alirannya, Alim terjatuh dengan
bangganya, dan kami pun tertawa dengan rasa senang. Tibalah saat
pembakaran jagung, kami berbagi tugas. Saya dan Yorif bertugas
mengumpulkan ranting kering, dan Alim yang membuat apinya. Saat api
menyala dengan sekecil-kecilnya, kami pun langsung membakar jagung
tersebut. Kami menunggu dengan sabar, dan akhirnya apinya pun mati,
serta jagungnya belum matang sama sekali. Akan tetapi saat kami melihat
keadaan jagung yang tragis tersebut, ada satu jagung yang bersinar saat
itu. Saat kami melihat dengan seksama, ternyata jagungnya Alim gosong
tidak karuan, dan kami pun tertawa lagi. Kami pun frustasi gara-gara
jagung, dan akhirnya kami makan aja itu jagung, dan itu sangat keras
sekali, pahit, dan tidak menyenangkan. Akhirnya kami lempar itu jagung
ke sungai.
Kami pun melanjutkan perjalanan. Batu demi
batu kami lewati, dan lumut demi lumut kami lompati, dan akhirnya
giliran saya terjatuh, itu sangat sakit. Tibalah kami di suatu petak
misteri di dekat air terjun, dimana itu Yorif selalu mendapat sial. Di
sana, ia jatuh bangun berulang kali dan hanya di satu tempat yang sama.
“Ref, iki tempat siale d.e, ati-ati engko gigal maneh,”
“Meneng lah d.e!”
Dan akhirnya Yorif pun terjatuh lagi, dan itu sangat menyenangkan untuk
dilihat. Hujan pun tiba, kami bergegas pulang dengan melewati medan
yang begitu sulit, karena kami tidak tahu jalan pulangnya.
Selain itu banyak juga kejadian yang aneh-aneh dan juga menyenangkan.
Waktu itu saya sempat menghitung daun gara-gara galau, dan ditemani
Alim. Ada satu kejadian saat di kelas 9 yang saya tidak akan lupa dan
itu sangat tidak masuk akal, itu ada sangkut pautnya dengan daun
(P,R,N), kejadian itu selalu bikin saya tertawa. Dan di kelas 9, saya
juga lebih mengenal Rani. Dia baik orangnya, murah senyum (hehehe). Dia
juga sahabat saya.
Waktu itu ada guru baru, yaitu Bu
Dian, Pak Karno, dan lain-lain. Bu Dian itu orangnya tegas, dan baik.
Pak Karno itu ahli bahasa banget, tapi mukanya lucu. Ada kejadian yang
tidak akan saya lupakan, yaitu saya pernah main bola, terus telat masuk
kelas waktu pelajarannya Bu Dian, akhirnya saya kena marah Bu Dian, akan
tetapi kejadian itu membuat saya dan Bu Dian menjadi saling mengenal.
Ini ungkapan saya tentang beberapa guru-guru di SMPN 1 Wonosobo,
Bu Dian itu guru bahasa inggris, beliau seperti ibu saya sendiri.
Beliau baik sekali dengan saya, dan sering sekali memberikan motivasi
buat saya, memberikan nasihat buat saya.
Bu Anisetyati,
beliau guru matematika, beliau guru yang galak, pemarah, sangar, serem
deh pokoknya, akan tetapi niatnya beliau baik, yaitu agar kita semua
sukses.
Bu Mastuti, beliau guru PKN, beliau guru yang suka
menggosip “Lo tau gak? 4 anak di WC, ngapain coba?”, hobi sekali beliau
kalau mendongeng, tapi asyik juga ceritanya.
Ada juga Pak
Sentot, beliau tidak beda jauh dengan Vimbo. Dan masih ada banyak sifat
guru-guru di SMPN 1 Wonosobo, yang tidak lain yaitu ingin muridnya jadi
sukses.
Di kelas 9, saya dan kawan-kawan dituntut
habis-habisan biar belajar dan mendapatkan nilai yang terbaik. Banyak
juga kegiatan-kegiatannya, yaitu les sekolah, les luar sekolah, try out,
ujian praktik, ujian sekolah, dan ujian nasional. Di sela-sela itu saya
juga masih bisa bersenang-senang dengan teman-teman. Ternyata saya dan
Yorif adalah saudara, dan Pak Kholemi juga ikut-ikutan jadi saudara.
Kami baru tahu gara-gara cerita dari saudara kami. Saat les tambahan di
sekolah ada sesosok anak bernama Okta, ia masuk neraka gara-gara soal
yang dibuat Pak Karno. Saya dan Yorif sangat senang melihat Okta masuk
neraka, akan tetapi kami juga terbawa masuk neraka saat itu karena kami
juga salah menjawab soalnya. Dan itu sangat menyenangkan.
Setelah semua ujian berakhir, kami semua melanjutkan sekolah ketaraf
yang lebih tinggi, dan kami ditahap ini benar-benar akan berpisah, kami
akan pergi ke sekolah yang berbeda. Saya sebenarnya sedih, apakah akan
berakhir dengan mudah begini persahabatan yang dibangun selama 3 tahun?
Apakah saya harus memulai dari 0 lagi untuk menemukan sahabat seperti
mereka? Akan tetapi, ini hal yang baik, karena kita akan menempuh jalan
masing-masing, yang menuntun kita ke dalam jalan kesuksesan.
Saya akan selalu mengingat kalian. Semoga kalian juga mengingat saya.
Semoga pada saat wisuda nanti, itu adalah moment yang paling baik selama
3 tahun ini. Amin. ^^
ok... detak detik tirai mulai menutup panggung
tanda skenario... eyo... baru mulai diusung
lembaran kertas barupun terbuka
tinggalkan yang lama, biarkan sang pena berlaga
kita pernah sebut itu kenangan tempo dulu
pernah juga hilang atau takkan pernah berlalu
masa jaya putih biru atau abu-abu (hey)
memori crita cinta aku, dia dan kamu
saat dia (dia) dia masuki alam pikiran
ilmu bumi dan sekitarnya jadi kudapan
cinta masa sekolah yang pernah terjadi
that was the moment a part of sweet memory
kita membumi, melangkah berdua
kita ciptakan hangat sebuah cerita
mulai dewasa, cemburu dan bungah
finally now, its our time to make a history
bergegaslah, kawan... tuk sambut masa depan
tetap berpegang tangan, saling berpelukan
berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!
kenanglah sahabat... kita untuk slamanya!
satu alasan kenapa kau kurekam dalam memori
satu cerita teringat didalam hati
karena kau berharga dalam hidupku, teman
untuk satu pijakan menuju masa depan
saat duka bersama, tawa bersama
berpacu dalam prestasi... (huh) hal yang biasa
satu persatu memori terekam
didalam api semangat yang tak mudah padam
kuyakin kau pasti sama dengan diriku
pernah berharap agar waktu ini tak berlalu
kawan... kau tahu, kawan... kau tahu kan?
beri pupuk terbaik untuk bunga yang kau simpan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar